Yakin kalau kamu sudah merayakan Hari Ibu dengan benar hari ini?


Judul kali ini merupakan topik yang akan saya bahas. Dan hari ini, tanggal 22 Desember, pas banget dengan yang ingin saya bicarakan.

Mungkin beberapa di antara kamu sudah ada yang merayakan hari Ibu ini. Dan perayaannya pun macem-macem. Ada yang merayakannya dengan memberi ucapan-ucapan selamat kepada ibunya, ada yang merayakannya dengan sehari melakukan aktivitas bersama ibunya, dan ada pula yang merayakannya dengan cara-cara lain yang enggak bisa saya sebutkan satu per satu.

Entah kalian tidak sadar atau apa, tapi sebenarnya Hari Ibu itu TIDAKLAH DIKHUSUSKAN UNTUK IBU YANG KALIAN MILIKI MASING-MASING! Hari Ibu itu, walaupun sifatnya nasional, tapi bukan berarti kalian merayakannya dengan cara “wah hari ini hari ibu, jadi aku harus merayakannya dengan mengasihi dan menyayanginya selama sehari ini”. Bukan!

Sebenarnya, Hari Ibu di Indonesia ini lebih cocok disebut sebagai Hari Perempuan Indonesia atau Hari Perjuangan Perempuan. Mengapa demikian? Kamu bisa membaca kronologis sejarahnya di tulisan artikel dari Kemensos RI ataupun melalui Wikipedia.

Buat kamu yang rada males ngebaca asal usul mengapa hari tersebut ada, saya akan menjelaskan secara singkatnya mengapa bisa terjadi demikian. Dulu, para wanita-wanita di Indonesia udah banyaaaaaaak banget berjuang untuk memperjuangkan kaum perempuan dan nasib para perempuan di Indonesia. Dengan campur tangan mereka yang amat sangat bernilai dan tak dapat dihitung dengan jari dan hitungan lainnya, perempuan kini mendapat pandangan, nasib, dan perlakuan yang sama dengan kaum Adam. Oleh karenanya, Presiden Soekarno telah menetapkan satu hari khusus untuk menghargai dan memperingati perjuangan mereka selama ini.

Lalu, apa sih masalahnya? Mengapa kok Hari Ibu yang penuh kasih sayang ini dipermasalahkan? Ada penyebabnya, di antaranya adalah: bangsa Indonesia sendiri lupa akan sejarah asal usul terjadinya sesuatu hal yang bersifat nasionalis di negeri tanah air ini, termasuk soal Hari Ibu ini. Karena penanaman sejarah yang salah, sejarah yang tertutupi dengan komersialisasi dan asimilasi oleh sejarah bangsa/negara lain dan ketidakinginan untuk mengetahui seluk beluk sejarah tersebut menjadikan suatu akar dari ketidaktahuan masyarakat akan sejarah tersebut.

Mengambil kata-kata dari artikel Kemensos RI, yang menjadi penyebab dari permasalahan untuk para warga negara Indonesia adalah pada kalimat terakhir pada paragraf keempat:

Kata “ibu” yang barangkali telah merancukan pemaknaan Hari Ibu adalah digunakannya kata “ibu”, dan bukan “perempuan”.

Selanjutnya, pada paragraf kelima di artikel tersebut juga menjelaskan secara terang-terangan mengenai permasalahan yang dihadapi:

Penggunaan kata ibu ini pulalah yang tampaknya telah membuat pemaknaan Hari Ibu terseret ke arah pemaknaan Mothers Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (motherhood) dan perannya sebagai “yang telah melahirkan dan menyusui”, sebagai pengasuh anak, sumber kasih sayang, pemandu urusan domestik, dan pendamping suami.

Lalu, saya juga ingin mengambil petikan dari paragraf ketujuh dari artikel tersebut mengenai masalah ini.

Akan tetapi, seperti terjadi di Indonesia, makna itu mengalami pendangkalan akibat komersialisasi dan bisnis media lebih ke arah hari makan-makan atau pemberian kado bagi para ibu. Dari paparan tersebut, tampak peringatan Hari Ibu 22 Desember di Indonesia amat tidak konsisten karena secara makna lebih cenderung mengarah ke worshiping motherhood, seperti di Eropa dan Timur Tengah, dan praktiknya cenderung mengopi apa yang dilakukan masyarakat Amerika Serikat, tetapi dari segi waktu maunya memakai tanggal di mana pejuang perempuan bangsa bersatu.

Jadi, saya ulangi lagi pertanyaan saya seperti yang sudah jelas-jelas saya nyatakan dalam judul. Yakin kalau kamu sudah merayakan Hari Ibu dengan benar hari ini? Coba deh kamu pikir-pikir ulang lagi.

Mendingan kamu berbuat begituan di saat tanggal lahir ibu kamu, ketimbang merayakannya pada Hari Ibu (yang seharusnya lebih cocok disebut Hari Perempuan/Hari Perjuangan Perempuan se-Indonesia). Emang cuman ibu kamu doang yang memperjuangkan ‘semuanya’? Enggak kan? Yaudah sih.


2 responses to “Yakin kalau kamu sudah merayakan Hari Ibu dengan benar hari ini?”

Ingin berkomentar? Jangan segan-segan!